Berita >> Optimalisasi Lahan: BPP Gunung Putri Pelajari Pemetaan LSD–KP2B Berbasis QGIS

Optimalisasi Lahan: BPP Gunung Putri Pelajari Pemetaan LSD–KP2B Berbasis QGIS

4 hari yang lalu | admin | Dibaca 32 Kali
Optimalisasi Lahan: BPP Gunung Putri Pelajari Pemetaan LSD–KP2B Berbasis QGIS

Bogor, 1 Desember 2025 — Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) XI Gunung Putri kembali menggelar pertemuan dua mingguan dengan materi yang kali ini berfokus pada teknologi pemetaan lahan. Dalam kegiatan yang berlangsung di kantor BPP Gunung Putri tersebut, Koordinator BPP, Dido Garnida, S.Pt, bertindak sebagai pemateri dengan topik “Pemetaan Lahan Sawah Dilindungi (LSD) dan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) Berbasis QGIS.”

Pertemuan ini diikuti para penyuluh pertanian lapangan dan penyuluh pertanian swadaya BPP Gunung Putri, sebagai upaya memperkuat pemahaman teknis penyuluh terhadap pemanfaatan teknologi geospasial dalam perencanaan tata ruang pertanian.

Preview

Visualisasi Polygon dari Kementerian ATR/BPN

Dalam pemaparannya, Dido menjelaskan bahwa data spasial LSD dan KP2B yang dikeluarkan oleh Kementerian ATR/BPN kini sudah tersedia dalam bentuk polygon yang dapat diolah menggunakan aplikasi pemetaan digital seperti QGIS. Melalui aplikasi tersebut, peserta diperlihatkan batas-batas wilayah sawah yang ditetapkan sebagai lahan yang harus dipertahankan serta area yang masih memungkinkan untuk pembangunan.

“Dengan QGIS, penyuluh bisa melihat secara detail mana wilayah yang wajib dilindungi dan mana yang dapat dialokasikan untuk kepentingan pembangunan. Data ini sangat penting untuk rekomendasi penyuluhan di tingkat desa,” ujar Dido dalam paparannya.

Mendukung Ketepatan Data di Lapangan

Pemetaan LSD dan KP2B berbasis QGIS dinilai krusial dalam menjaga keberlanjutan lahan pertanian, terutama di wilayah penyangga Ibu Kota seperti Kabupaten Bogor yang berpotensi mengalami alih fungsi lahan cukup tinggi.

Melalui visualisasi digital tersebut, penyuluh dapat melakukan verifikasi lapangan dengan lebih cepat, akurat, dan berbasis data resmi pemerintah. Hal ini diharapkan mampu meminimalkan kesalahan penentuan lokasi lahan serta meningkatkan kualitas rekomendasi penyuluhan kepada petani maupun pemerintah desa.

Kutipan Narasumber

Koordinator BPP XI Gunung Putri, Dido Garnida, S.Pt, menyampaikan pentingnya penguasaan teknologi pemetaan oleh para penyuluh:

“QGIS bukan hanya alat pemetaan, tetapi juga instrumen penting untuk memastikan lahan pertanian strategis tetap terjaga. Penyuluh harus mampu membaca, memahami, dan memanfaatkan data LSD dan KP2B agar kebijakan di lapangan sesuai dengan aturan tata ruang nasional.”

Penguatan Kapasitas Penyuluh

Pertemuan rutin dua mingguan ini merupakan bagian dari program peningkatan kapasitas penyuluh di BPP XI Gunung Putri. Dengan semakin kompleksnya kebutuhan data dan perkembangan teknologi, penyuluh pertanian dituntut untuk adaptif dan memahami instrumen digital yang mendukung tugas mereka.

Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab dan praktik langsung mengolah layer LSD dan KP2B menggunakan QGIS, sehingga peserta dapat langsung mempraktikkan materi yang diterima.

Bagikan artikel ini ke:
Seputar BPP

Komentar


Tinggalkan Komentar :
WhatsApp